Wednesday, November 25, 2015

TEORI PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI



Teori Ekonomi Klasik secara umum dianggap sebagai aliran modern pertama dalam sejarah pemikiran ekonomi. Teori ekonomi klasik mulai berkembang sekitar pada abad ke-18. Adam Smith merupakan pemikir utama dari ekonomi klasik. Sebuah karya milik Adam Smith yaitu The Wealth of Nations pada tahun 1776 dianggap sebagai penanda dimulainya era ekonomi klasik. Ekonomi klasik menyatakan bahwa pasar bebas akan mengatur dirinya sendiri jika tidak ada campur tangan dari pihak apapun. Ekonomi klasik menekankan pada penerapan harga yang fleksibel baik dari segi upah maupun barang. Postulat lainnya yang ditekankan oleh ekonomi klasik adalah keseimbangan antara tabungan dan investasi dengan asumsi bahwa suku bunga fleksibel akan selalu menjaga ekuilibrium. Aliran ekonomi klasik mengemuka hingga pertengahan abad ke-19 dan kemudian digantikan oleh aliran ekonomi neoklasik (1870)
















  1. Ada satu komoditi gabungan yang diproduksi.
  2. Yang dimaksud output netto, yaitu sesudah dikurangi biaya penyusutan modal.
  3. Return to scale bersifat konstan. Dengan kata lain, fungsi produk adalah homogen pada derajat pertama.
  4. Dua faktor produksi buruh dan modal, dibayar sesuai dengan produktivitas fisik marginal mereka.
  5. Harga dan upah fleksibel.
  6. Buruh terpekerjakan secara penuh.
  7. Stok modal yang ada juga terpekerjakan secara penuh.
  8. Buruh dan modal dapat disubtitusikan satu sama lain.
  9. Kemajuan teknik bersifat netral.
  1. Model Solow hanya membicarakan masalah keseimbangan antara Gw dan Gn yang diajukan Harrod, dan mengabaikan masalah keseimbangan antara G dan Gw.
  2. Didalam model Solow tidak terdapat fungsi investasi dan sekali fungsi ini dimasukkan masalah ketidakstabilan yang muncul pada model Harrod akan muncul juga dalam model Solow itu.
  3. Model Solow tersebut didasarkan pada asumsi tentang kemajuan teknis yang memperbesar buruh. Akan tetapi justru sifat khusus kemajuan teknik yang menurut Harrod bersifat netral.
  4. Solow mengansumsikan fleksibilitas harga factor yang mungkin mempersulit perjalanan menuju pertumbuhan mantap.
  5. Model Solow tersebut didasarkan pada asumsi tidak realistis tentang modal yang homogeny dan dapat diubah-ubah.
  6. Solow merupakan kemajuan teknologi sebagai faktor penentu dan menganggap hal itu sebagai faktor eksogen didalam proses pertumbuhn. Ia dengan demikian tidak memperdulikan soal merangsang kemajuan teknologi melalui proses belajar, investasi dalam penelitian, dan akumulasi modal.


  1. Ekonomi dua-muka yang terbagi dalam sektor pertanian tradisional yang mandeg dan sektor industri yang aktif,
  2. Output sektor pertanian adalah fungsi dari tanah dan buruh saja,
  3. Di sektor pertanian tidak ada akumulasi modal, kecuali reklamasi,
  4. Penawaran tanah bersifat tetap,
  5. Kegiatan pertanian ditandai dengan hasil (return to scale) yang tetap dengan buruh sebagai faktor variabel,
  6. Produktivitas marginal buruh nol,
  7. Output sektor industri merupakan fungsi dari modal dan buruh saja,
  8. Pertumbuhan penduduk sebagai fenomena eksogen,
  9. Upah nyata di sektor pertanian dianggap tetap dan sama dengan tingkat pendapatan
    nyata sektor pertanian,
  10. Pekerja di masing-masing sektor hanya mengkonsumsikan produk-produk pertanian.
  1. Para penganggur tersamar, dialihkan dari pertanian ke industri dengan upah
    institusional yang sama,
  2.  Pekerja pertanian menambah keluaran pertanian tetapi memproduksi lebih kecil
    daripada upah institusional yang mereka peroleh,
  3. Buruh pertanian menghasilkan lebih besar daripada perolehan upah institusional.  















8.  TeoriPembangunan Harrod-Domar


            Karenaitu, berdasarkan pada model ini, resep para ahli ekonomi pembangunan dinegara-negara Dunia Ketiga untuk memecahkan persoalan keterbelakangannya adalah dengan mencari tambahan modal, baik dari dalam negeri (dengan mengusahakan peningkatan tabungan dalam negeri), maupun dari luar negeri (melalui penanaman modal dan utang laur negeri).
Teori Harrod-Domar itu merupakan perluasan dari analisis Keynes mengenai kegiatan ekonomi secara nasional dan masalah tenaga kerja. Analisis Keynes dianggap kurang lengkap karena tidak membicarakan masalah-masalah ekonomi jangka panjang. Sedangkan teori Harrod¬Domar ini menganalisis syarat-syarat yang diperlukan agar perekonomian bisa tumbuh dan berkembang dalam jangka panjang. Dengan kata lain, teori ini berusaha menunjukkan syarat yang dibutuhkan agar perekonomian bisa tumbuh dan berkembang dengan mantap (steady growth).


Teori Harrod-Domar ini mempunyai beberapa asumsi yaitu:
a.   Dalam keadaan pengerjaan penuh (full employment) dan barang-barang modal yang terdiri dalam masyarakat digunakan secara penuh.
b.  Terdiri dari 2 sektor yaitu sektor rumah tangga dan sektor perusahaan, berarti pemerintah dan perdagangan luar negeri tidak ada.
c.   Besarnya tabungan masyarakat adalah proporsional dengan besarnya pendapatan nasional, berarti fungsi tabungan dimulai dari titik nol.
d.   Kecenderungan untuk menabung (marginal propensity to save = MPS) besarnya tetap, demikian juga ratio antara modal-output (capital-output ratio = COR) dan rasio pertambahan modal-output.

           Dalam teori Harrod-Domar ini, fungsi produksinya berbentuk L karena sejumlah modal hanya dapat menciptakan suatu tingkat output tertentu (modal dan tenaga kerja tidak substitutif). Untuk menghasilkan output sebesar Q, diperlukan modal Ki dan tenaga kerja L,, dan apabila kombinasi itu berubah maka tingkat output berubah. Untuk output sebesar Q2, misalnya hanya dapat diciptakan jika stok modal sebesar K2.
      Setelah mengemukakan berbagai asumsi di atas, sekarang kita membahas inti dari teori Harrod-Domar tersebut. Menurut Harrod-Domar, setiap perekonomian dapat menyisihkan suatu proporsi tertentu dari pendapatan nasionalnya jika hanya untuk mengganti barang-barang modal (gedung-gedung, peralatan, material) yang rusak. Namun demikian, untuk menumbuhkan perekonomian tersebut, diperlukan investasi-investasi baru sebagai tambahan stok modal. Jika kita menganggap bahwa ada hubungan ekonomis secara langsung antara besarnya stok modal (K) dan output total (Y), misalnya jika 3 rupiah modal diperlukan untuk menghasilkan (kenaikan) output total sebesar 1 rupiah, maka setiap tambahan bersih terhadap stok modal (investasi baru) akan mengakibatkan kenaikan output total sesuai dengan rasio modal-output tersebut.

Keterbatasan Teori Harrod-Domar
Ada beberapa kelemahan dari teori Harrod-Domar ini yang patut untuk dikemukakan yaitu:
a.    MPS dan ICOR Tidak Konstan
Menurut teori ini, kecenderungan untuk menabung (MPS) dan ICOR diasumsikan konstan. Padahal kenyataannya kedua hal tersebut mungkin sekali berubah dalam jangka panjang dan ini berarti memodifikasi persyaratan-persyaratan pertumbuhan yang mantap yang diinginkan.


b.   Proporsi Penggunaan Tenaga Kerja dan Modal Tidak Tetap
Asumsi bahwa tenaga kerja dan modal dipergunakan dalam proporsi yang tetap tidaklah dapat dipertahankan. Pada umumnya tenaga kerja dapat menggantikan modal dan perekonomian dapat bergerak lebih mulus ke arah lintasan pertumbuhan yang mantap. Dalam kenyataannya, lintasan ini tidak begitu stabil sehingga perekonomian harus mengalami inflasi kronis atau pengangguran kronis jika G tidak berhimpit dengan GW.
c. Harga Tidak akan Tetap Konstan
Model Harrod-Domar ini mengabaikan perubahan-perubahan harga pada umumnya. Padahal perubahan harga selalu terjadi di setiap waktu dan sebaliknya dapat menstabilkan situasi yang tidak stabil.
d.      Suku Bunga Berubah
Asumsi bahwa suku bunga tidak mengalami perubahan adalah tidak relevan dengan analisis yang bersangkutan. Suku dapat berubah dan pada akhirnya akan mempengaruhi investasi.od-Domar

Prinsip utama dari teori Harrod-Domar yaitu kekurangan modal, tabungan dan investasi menjadi masalah utama pembangunan

Menurut junaidi dan zulgani Dalam dinamika pembangunan ekonomi daerah, salah satu aspek yang perlu diperhitungkan adalah kemampuan untuk memanfaatkan atau menggunakan sumberdaya -baik sumberdaya manusia maupun sumberdaya alam – seefektif dan seefesien mungkin. Kemampuan dalam mengalokasikan dan memanfaatkan sumberdaya tersebut akan sangat ditentukan oleh kapasitas dan ketersediaan sumberdaya dimaksud dengan kata lain, persediaan (dalam aspek kuantitatif) dan mutu sumberdaya (dalam aspek kualitatif) dan dimensi penggunaannya harus dirumuskan dalam suatu kerangka kebijakan pembangunan ekonomi daerah yang bermutu, adil, berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

No comments:

Post a Comment